Kisah Romance – Episode ini dimulai dengan pernyataan LEE EUN BI
(Kim So Hyun) mengenai sekolahnya di SMA Tongyeong Nuri tahun kedua,
sepertinya dalam sebuah wawancara – atau rekaman pribadi? Entahlah. Yang
jelas dalam pernyataannya, Eun Bi menyatakan enggan bersekolah, meski
di sisi lain merasa tidak senang bila tidak sekolah. Sesuatu yang
bertolak belakang.
Karena berasal dari Love House (panti asuhan) Eun Bi harus bekerja tiga
tempat part-time sekaligus demi mencukupi kebutuhan hidup. Dia
bercita-cita menjadi guru yang bisa memahami murid-muridnya, hingga hal
terkecil sekalipun.
Kita beralih ke SMA Nuri di Kyungsang namdo Tongyeong. Seorang gadis
mengucapkan selamat ulang tahun pada temannya, namanya So Young. Dia
membawanya ke suatu tempat di sekolah. Begitu penutup matanya dibuka, So
Young menemukan tiga teman lainnya bersama Eun Bi yang wajahnya
terlihat tegang. Teman So Young mengatakan bahwa Eun Bi adalah kejutan
untuknya.
So Young bertanya-tanya kejutan apa yang sedang disiapkan teman-temannya
dan Eun Bi. Temannya So Young mendekati Eun Bi, mengambil telur, dan
memecahkannya di kepala Eun Bi. Setelah itu, tiga orang lainnya membuang
tepung ke kepala Eun Bi dan minyak goreng. Kue ultah So Young sudah
jadi. Mereka berempat berteriak, “So Young, selamat ulang tahun!” So
Young tampak terharu. Sejurus kemudian, dia ucapkan terima kasih.
Setelah berganti baju, Eun Bi masuk ke kelas dengan baju olahraga.
Teman-teman sekelasnya menutup hidung. Bau Eun Bi sangatlah menyengat,
bau saus kecap belut. Eun Bi duduk di mejanya dan mengatakan pada teman
sebangkunya bahwa dirinya sudah membersihkan diri dengan sabun, tapi
entah kenapa masih bau. Teman sebangku Eun Bi tidak merasa iba, bahkan
menyuruhnya menjauh. Eun Bi menjauhkan mejanya, mendekati tembok.
Seusai pelajaran Eun Bi dipanggil ke kantor guru untuk diberi
peringatan, karena acap kali memakai pakaian olahraga. Ketika ditanyai
alasannya, Eun Bi hanya bisa bungkam seribu bahasa. “Apa seseorang
mengganggumu?” tanya bu guru. Eun Bi.
Eun Bi bekerja sebagai pembagi makanan di panti. Dua bocah berkelahi
memperebutkan makanan. Eun Bi mengingatkan keduanya untuk tidak kelahi,
persediaan masih banyak. Keduanya tidak mendengarkan hingga akhirnya
makanan tersebut jatuh. Eun Bi mengancam kalau makanan itu akan diganti
dengan syarat harus dihabiskan, jika tidak keduanya akan berada dalam
kesulitan. “Ini semua supaya kamu...” belum rampung, anak-anak menyahut:
“tumbuh kuat!”
Eun Bi menjemur pakaian dan menemukan pakaian milik Ra Jin bolong. Dia
pergi menemui Ra Jin untuk menanyakan apa yang terjadi? Ra Jin berbohong
mengatakan dirinya jatuh. Tapi, Eun Bi tahu itu. Karenanya, dia
mengajak Ra Jin ke rumah seorang bocah gempal bernama Dong Woo menuntut
permintaan maaf. Sempat Mamanya Dong Woo mencak-mencak kalau Eun Bi
dinilai terlalu lebay. Tapi Eun Bi tahu tindakannya. Dia duduk di depan
rumah Dong Woo sampai permintaan maafnya dipenuhi dan Dong Woo berjanji
takkan mengulangi.
Mamanya Dong Woo mengomeli putranya yang bersembunyi di balik
punggungnya, menyuruhnya minta maaf. Dong Woo minta maaf dan berjanji
takkan mengulangi. Mama dan Dong masuk. Eun Bi dan Ra Jin berjalan
pulang. Saat itu terdengar Mama memarahi Dong Woo yang mau-maunya main
dengan Ra Jin!
Eun Bi menggendong Ra Jin sambil meminta untuk memberitahunya jika telah
disakiti teman dekatnya. “Katakan sesuatu bila memang itu tidak benar,”
kata Eun Bi, yang dibeo oleh Ra Jin.
Sesampainya di panti, Eun Bi menceritakan dongeng sebelum tidur pada Ra
Jin. Baru setengah cerita, Ra Jin sudah pulas. Ibu panti memanggil Eun
Bi untuk memberikan paket yang dikirimkan untuk Eun Bi dari Gangnam. Dia
tidak tahu siapa pengirimnya, tapi selalu mengirimkan sesuatu untuk Eun
Bi.
Dengan ceria, Eun Bi membuka kotak paketnya dan menemukan surat pesan
disana bertuliskan: “Aku pergi ke mall membeli pakaian anak gadisku. Aku
ingat padamu, Eun Bi, dan kubelikan satu lagi.” Di bagian akhir surat
itu dibubuhkan nama: Song Mi Kyung, sebagai pengirimnya. Eun Bi
mengambil kaos hadiah itu. Dia merasa senang.
Di rumahnya, seorang Mama terlihat sangat mencemaskan anak gadisnya yang
hendak plesir ke Kyungsang namdong Tongyeong. Gadis bernama GO EUN BYUL
(Kim So Hyun juga) itu mengeluhkan sikap Mamanya yang berlebihan yang
membuatnya harus membawa banyak barang. Dia mengingatkan bahwa dirinya
bukan keliling dunia, tapi darma wisata naik bis memotret beberapa
gambar candi Buddha.
Meski begitu, Eun Byul terpaksa menuruti persiapan yang dilakukan
Mamanya. Ketika dia mau menutup koper, Mamanya memberinya buku sebagai
bahan bacaan di kala bosan. Buku novel sih mending, la buku pelajaran?
Terpaksa Eun Byul mengambil buku itu dan membuka kopernya lagi. Mama
melihat kaos putih mirip punya Eun Bi. Dia mau melihat. Eun Byul tidak
mengizinkannya.
Sampai di sekolah, Mamanya yang langsung memberikan syal di leher Eun
Byul, mengingatkannya pada penyakit yang dideritanya. Ketika Mama mau
berpesan ini-itu lagi, Eun Byul buru-buru pergi meninggalkan Mamanya.
Eun Byul berkumpul dengan sahabatnya, menanyakan keberadaan CHA SONG JOO
(Kim Hee Jung). Sahabatnya mengaku belum melihat Song Joo datang. Tidak
lama, Song Joo datang dan memamerkan sepatu-tas yang sama antara
dirinya-Eun Byul. Namun, tak cuma itu, Song Joo mengatakan CD yang
mereka pakai juga sama. Idih!!! Eun Byul tidak mengaku. Song Joo
mengejar-ngejarnya untuk memperlihatkannya pada yang lain. Sikap mereka
mengundang perhatian teman-teman cowok yang berteriak, “Ayo buka!”
Pak Guru datang dan meminta semua murid menyimak ucapannya. Dia
mengatakan dalam perjalanan yang paling penting adalah keamanan,
keselamatan, dan keselamatan. Dia bertanya siapa murid yang tidak ada?
Presiden Sekolah menjawab Gong Tae Kwang dan Han Yi An. Eun Byul melihat
jamnya, tepat menunjukkan pukul 9.
Semua perenang sudah bersiap. Ini pertandingan renang 400 meter gaya
bebas pria kategori SMA. Dua perenang yang dijagokan adalah HAN YI AN
(Nam Joo Suk) dari SMA Sekang dan Kim Woo Jin dari SMA Wiwan. Ketika
pertandingan renang dilakukan, keduanya menempel ketat. Meski pada
akhirnya, Yi An berhasil menempati posisi pertama.
Eun Byul tampak senang mendengar kemenangan Yi An. Dia tersenyum-senyum
sendirian mendengar berita tersebut dari radio, membuat Song Joo
penasaran dan minta ikut mendengarkan. Eun Byul tampaknya tidak
mengizinkannya dengan mengatakan make-up Song Joo luntur. Song Joo
segera membuka bedaknya lagi. Aih.
Yi An sedang dikerubungi dua fans ciliknya yang minta izin menyentuh
medali emasnya. Itu membuat benaknya teringat percakapannya saat kecil
dengan seorang gadis kecil yang minta medali emas miliknya. Yi An tidak
memperbolehkannya, cukup membuat gadis itu ngambek. Biar begitu, dia
berjanji akan memberikan medali emas pertamanya yang dimenangkan di
turnamen nasional nanti. Mungkinkah itu sekarang?
Gadis kecil itu tak percaya. Sebab, medali emas yang sekarang saja tidak
diizinkan, apalagi medali emas yang di turnamen nasional. Yi An
mengatakan bahwa karena medali emas yang dimenangkannya sekarang tidak
penting maka tidak diberikan. Merasa tidak dimengerti, dia mengatai
gadis kecil itu takkan mengerti sekarang. Gadis kecil itu menceburkan Yi
An ke dalam kolam renang.
Kembali ke masa sekarang. Yi An berkirim pesan pada gadis kecil itu,
yang ternyata adalah Eun Byul, memberitahu dirinya berhasil meraih
medali emas. Eun Byul membalas bahwa rombongan berada di tempat
perhentian. Yi An membalas dirinya akan cepat tiba di Tongyeong dari
tempatnya berada, walaupun tampaknya tidak berniat menyusul, hahaha.
Pelatih Yi An mendekat dan menanyai perasaannya. Yi An cengar-cengir
saja (kok mirip banget sama Lee Jong Suk sih ya? *ups, salah fokus*).
Pelatih tahu Yi An tak memiliki kata-kata untuk diucapkan, tapi
mengingatkan harus melakukan dengan baik juga di pertandingan renang
nomor 100 meter besok. Dia mau pergi, tapi Yi An menahannya, berniat
mengatakan sesuatu.
Mamanya Eun Byul mengajak seorang temannya ke perkumpulan para ibu wali
murid. Tapi tampaknya, mereka tidak disambut baik. Karena begitu duduk,
belum ada sepuluh menit, para ibu wali murid itu pergi meninggalkan
mereka dengan alasan masing-masing. Cih!
Sebelum benar-benar pergi, Mamanya Eun Byul merayu mereka untuk
meluangkan waktu selama sepuluh menit saja. Tiga ibu wali murid itu
setuju. Teman Mamanya Eun Byul mengaku kecewa karena tidak bisa makan
bareng, kecuali hanya berbincang saja. Mamanya Dae Ji memberikan kartu
nama dan minta dihubungi kapanpun teman Mamanya Eun Byul ingin makan
bareng. Mendapat kartu nama, temannya Mamanya Eun Byul berterima kasih
sangat.
Song Joo jejingkrakan saat memberitahu Eun Byul bahwa Yi An memenangkan
medali emas. Eun Byul bersikap biasa saja. Itu membuat Song Joo bertanya
kenapa bersikap sebiasa itu? Pertanyaan itu membuat Eun Byul balik
bertanya apa yang seharusnya dilakukannya? Jejingkrakan? Tertawa-tawa
geje? Toh bukan dirinya yang menang. “Kalian sedang bertengkar ya?”
bisik Song Joo. Eun Byul menari-nari lucu meninggalkan Song Joo dengan
pertanyaannya.
Di luar, Eun Byul terpaku ketika mendapat pesan di HP dari Jung Soo In
bertuliskan: “Hanya karena hal itu tidak terjadi dulu, bukan berarti
sekarang tidak terjadi!” Mood Eun Byul mendadak berubah. Song Joo yang
memanggil sohibnya itu tercenung – Eun Byul langsung pergi ketika
didekati.
Mamanya Dae Ji berhenti untuk memberitahu sehari sebelumnya melihat
Mamanya Soo In, yang pindah lagi ke apartemen lamanya. Teman Mamanya Eun
Byul mengaku tinggal di sana juga dan menanyakan apa telah terjadi
sesuatu di sekolah tahun lalu? Mamanya Dae Ji menunjuk Mamanya Eun Byul
untuk memberikan informasi. Dia berpikir Mamanya Eun Byul pasti tahu,
soalnya Eun Byul dan Soo In dekat – apa itu artinya pacaran? Mamanya Eun
Byul senyam-senyum menjawab bahwa kedekatan itu karena keduanya berada
di kelas yang sama, sekaligus menambahkan tak ada yang terjadi antara
keduanya.
Saat bus melanjutkan perjalanan ke Tongyeong, mood Eun Byul tetap belum
kembali. Song Joo coba menanyainya, Eun Byul cuma menjawab tak ada
apa-apa. Sahabat mereka satu lagi, LEE SHI JIN (Lee Cho Hee), memberikan
makanan pada Song Joo untuk diberikan Eun Byul. Tetap saja Eun Byul
tidak mau. Song Joo menggoda Eun Byul, hingga akhirnya Eun Byul bereaksi
keras dan menepis makanan itu sampai jatuh. Song Joo terdiam dengan
kelakuan Eun Byul. Teman-teman lainnya menengok untuk melihat apa yang
terjadi.
Song Joo membersihkan rok mininya dan mengatakan tindakan Eun Byul
berlebihan. Eun Byul dan Song Joo saling menatap ketus. Tidak lama,
anak-anak memberitahu bahwa mereka telah sampai di Tongyeong.
Ra Jin mengkompres kepala Eun Bi yang sakit. Eun Bi mengingatkannya
untuk tidak perlu melakukannya, sebab kondisinya sudah lebih baik –
padahal masih pucat wajahnya. Ra Jin memberitahu Eun Bi alasan kenapa
merawat, sebab Eun Bi punya banyak teman di sekolah dan Love House,
sementara dirinya tidak punya terlebih bila Eun Bi sakit. Dengan nada
suara manis, Eun Bi berjanji takkan sakit lagi dan akan membuat Ra Jin
kue beras pedas.
Mendadak Ibu panti meminta Eun Bi keluar. Di ruang tamu, Eun Bi
menemukan tiga gadis tukang bully yang beralasan datang ke Love House
untuk kerja bakti setelah mendengar kondisi kesehatan Eun Bi.
Di luar, seperti biasa, tiga gadis itu menyuruh Eun Bi yang membersihkan
semuanya. Toh, semua biaya Love House didanai dari pajak yang dibayar
Papa-papa mereka. Cih!!! Wajah Eun Bi ditampar-tampar dengan sarung
tangan karet. Begitu Eun Bi memegang tangan temannya, Ra Jin datang. Eun
Bi buru-buru melepaskan tangan temannya.
Mulut temannya Eun Bi memang manis. Dia mendekati Ra Jin dan mengaku
telah mendengar cerita tentangnya dari Eun Bi, tapi tahu nama Ra Jin
saja tidak. Ra Jin yang melihat Eun Bi ditampar-tampar sarung tangan
karet bertanya apa yang sedang mereka lakukan? Gadis tukang bully itu
mengatakan bahwa mereka hanya bermain-main saja. Ra Jin menyahut, “Eun
Bi, kau berada di pihak mana: yang bersenang-senang atau yang disakiti?”
Eun Bi menegaskan dirinya bermain dan bersenang-senang juga. Ra Jin
berpikir Eun Bi pasti melakukannya, toh Eun Bi populer di sekolah.
Gadis tukang bully memeluk Eun Bi dan berbisik: “Beginikah caramu
bersenang-senang, bermain-main dengan bocah ingusan?” Ra Jin mengatakan
lagi kalau Eun Bi itu serba bisa, bahkan membuat kue beras pedas. Gadis
tukang bully bertanya-tanya apa iya? Dia bertanya pada dua kroninya
kira-kira saus apa yang dipakai untu kue beras itu? Dua kroninya
serempak menjawab: kecap belut ikan!
Ibu panti yang kita ketahui sekarang bernama Park Min Kyung membubuhkan
cap tanda anak-anak tukang bully itu sudah bekerja sukarela membersihkan
tempatnya. Dia mengucapkan terima kasih. Gadis tukang bully pura-pura
mencemaskan kondisi Eun Bi yang masih sakit. Kemudian, dia memberitahu
bahwa Papanya sedang mencari tempat baru yang akan diberikan dana
beasiswa. Dia berpikir akan memberikan pada Love House. Oh, really?
Dua kroni gadis tukang bully menyebutkan Papa gadis pembully adalah
jaksa di Kang Ilsan. Ibu Min Kyung tak menyangka gadis pembully anak
seorang dermawan. Tapi gadis pembully mengaku berutang banyak pada Eun
Bi yang disebutnya seorang teman (?) sejak pindah dari Seoul.
Eun Byul sedang membaca buku dimana terdapat foto Eun Bi dari Love
House. Sebuah pesan masuk HP-nya, membuat moodnya makin buruk. Dia
beranjak dan berpapasan dengan Song Joo di depan pintu, tapi dia
melewatinya begitu saja tanpa menyapa.
Pak Guru Kim menyita barang-barang yang tak selayaknya dibawa di kamar
murid cowok – seperti rokok, soj*, dll. Dia merasa sudah mengambil
semuanya, sebelum menyadari barang-barang itu tersimpan di sudut-sudut
ruangan, kekeke. Dasar bocah!
Eun Bi menemui gadis pembully (Kang So Young namanya) untuk membicarakan
beasiswa yang So Young sebutkan tadi siang. Dia ingin minta tolong So
Young supaya bisa mendapatkan beasiswa tersebut. So Young minta pinjam
HP Eun Bi untuk menghubungi Papanya.
Shi Jin mengikuti Eun Bi. Di kejauhan, dia melihat seorang pria bersama
Eun Bi. Dia bertanya-tanya siapa pria itu? Eun Bi dan pria itu pergi.
So Young mengetikkan pesan jahat pada Ra Jin. Dia memberikan HP Eun Bi
saat Ra Jin menghubungi. Eun Bi mengangkat HP-nya dan terdengar suara Ra
Jin marah-marah. So Young kemudian bertanya, “Beasiswa? Kau bercanda!”
Dia berniat meninggalkan Eun Bi, tapi berhenti untuk mendengarkan ocehan
Eun Bi.
“Kau pikir punya semua yang kau inginkan? Kau tahu, kau sangat
menyedihkan saat datang pada kami di SD dulu!” hardik Eun Bi, membuat So
Young naik pitam dan mendorong tubuhnya. Eun Bi mengambil batang kayu
dan mengacungkannya pada So Young. Melihat ada kamera CCTV, So Young
nekad berbuat hal lebih jauh. Dia coba merebut batang kayu Eun Bi, dan
membuat dirinya terhempas dengan sendirinya. Batang-batang kayu dari
atas jatuh dan akan menimpanya. Eun Bi pasang badan untuknya.
Di kereta gantung, Shi Jin kaget melihat leher Eun Byul lebam, tapi dia
diam saja. Dia memberikan es kopi pada Song Joo dan membicarakan soal
Eun Byul yang berubah menjengkelkan sepanjang perjalanan. Dia berniat
memberitahu Song Joo mengenai apa yang terjadi semalam, tapi Song Joo
menjawab bahwa dirinya tahu Eun Byul belajar di kamarnya. Song Joo
mengajak Shi Jin melupakan Eun Byul dan tetap bersenang-senang dengan
liburannya.
Eun Byul sendiri sedang ada di kafe untuk menghubungi Love House,
meminta nomor telpon Eun Bi dengan mengaku sebagai Kyung Ah teman SMP
Eun Bi. Padahal Eun Bi ada di kafe yang sama dengannya, sedang melayani
para pelanggan. Dia tidak bisa fokus, karena itu tidak mengangkat HP-nya
saat Eun Byul menghubunginya. Eun Byul pergi tanpa melihat Eun Bi di
bagian kasir. Setelah itu, dia minta izin pada pemilik untuk pulang
lebih awal karena ada suatu urusan.
Shi Jin dan Song Joo sedang dandan di toilet ketika Eun Byul masuk tanpa
menyapa mereka ke salah satu bilik toilet. Eun Byul menangis di dalam
toilet. Keduanya langsung meninggalkan Eun Byul sendirian. Setelah
mereka pergi, terdengar suara langkah kaki mendekati depan toiletnya.
Eun Byul bertanya, menanyakan apakah itu dua sahabatnya atau siapa?
Tiba-tiba tidak terdengar suara langkah kaki lagi, Eun Byul melongokkan
kepala ke atas bilik toilet. Dia memekik. Ada seseorang disana (kayak
film horor nih).
Shi Jin tampak buru-buru keluar dari dalam toilet sambil menunjukkan
kotak makannya yang ketinggalan. Apakah itu berarti dia? Presiden
Sekolah melihat keduanya dan mengajak cepat keluar karena anak-anak akan
mengambil foto kenangan berkelompok. Saat mereka melakukan foto
berkelompok, Eun Bi jalan di belakang mereka.
Pak Guru kembali mengecek jumlah murid-muridnya. Ketika diabsen, barulah
diketahui Eun Byul menghilang. Mereka mencarinya. Shi Jin dan Song Joo
mencari di toilet, tempat mereka terakhir melihat Eun Byul. Sayangnya
Eun Byul sudah tidak ada lagi. Dihubungi sekalipun percuma, HP-nya
dimatikan.
Pak Guru pun menanyai Shi Jin dan Song Joo mengenai keanehan sikap yang
ditunjukkan Eun Byul. Song Joo mengaku kalau Eun Byul kehilangan moodnya
beberapa waktu terakhir. Shi Jin kemudian mengaku kalau semalam Eun
Byul berkelahi dengan seorang pria.
Di rumah, Mamanya Eun Byul merasa khawatir karena tidak dihubungi oleh
Eun Byul. Ketika dihubungi HP Eun Byul mati. Dia pun menghubungi Song
Joo. Disitulah dia baru tahu kalau Eun Byul hilang. Segera Mamanya Eun
Byul ke tkp. Saking paniknya, dia sampai salah memasukkan gigi mobil,
mau maju malah mundur. Heran, Eun Byul hilang kok orangtuanya tidak
dihubungi sih? Song Joo malah menghubungi Yi An. Ketika tanding renang,
Yi An tidak fokus. Dia justru diam saja di tempat waktu perenang lain
sudah nyemplung ke dalam air.
Begitu sampai, Mamanya Eun Byul disambut oleh Pak Guru yang tidak
digubrisnya dan memilih mendekati koper Eun Byul, teringat hari
keberangkatannya. Dengan mata berkaca-kaca, dia bertanya mengenai
kondisi Eun Byul. Pak Guru masih menunggu kelanjutan informasinya,
membuat Mamanya Eun Byul kesal hingga menangis sesunggukan. Dia
mempertanyakan kenapa hanya Eun Byul yang tak kembali, sementara murid
lainnya bisa kembali? Sebagaimana reaksi orang tua, Mamanya Eun Byul
minta pertanggungjawaban dari para guru. Pak Guru hanya memintanya
tenang sambil menunggu hasil kerja polisi.
Di sisi lain, Mamanya So Young mencak-mencak karena merasa anak gadisnya
dibully Eun Bi, padahal sebaliknya. Komite sekolah meminta Eun Bi minta
maaf pada So Young. Eun Bi berdiri, menyatakan dirinya tidak bersalah.
Mamanya So Young mendekati Eun Bi, hendak menggamparnya. Untung Papanya
So Young menahannya. Mamanya So Young memutuskan mengajak So Young
pergi, setelah menegaskan pada komite sekolah untuk menghukum Eun Bi.
Papa So Young menatap para anggota komite sekolah, menyiratkan hal yang
sama.
Pada akhirnya, Eun Bi harus dikeluarkan dari sekolah langsung hari itu
juga. Eun Bi kembali ke kelasnya dan menemukan mejanya sudah
dicoret-coret teman-temannya, menudingnya kejam dll. So Young dan dua
anteknya datang mendekati Eun Bi lagi untuk menyatakan bahwa hukuman
yang diterima Eun Bi masih terlalu ringan. “Eun Bi jangan sedih tak bisa
melihatku lagi,” kata So Young, “Aku akan ke tempat kerjamu untuk bisa
bermain-main denganmu lagi.”
Melihat sikap dan tindakan So Young dan dua anteknya, Eun Bi bertanya
apa alasan mereka melakukan semua ini padanya? So Young menjawab,
“Sederhana. Karena kau, Eun Bi, yiahaha! Aku tak suka apapun yang berbau
kau!”
Eun Bi bertanya apa lagi yang akan So Young padanya? So Young menyuruh
dua temannya untuk menutup tirai. Di situ dua antek So Young melepas
baju Eun Bi, sementara So Young merekamnya. Saat itu banyak orang di
kelas, tapi tak satupun yang menjadi pahlawan penyelamat Eun Bi. Ada
satu yang tampak tak suka, tapi memilih diam saja.
So Young selesai. Dia mengancam akan membeberkan video itu pada
orang-orang jika Eun Bi macam-macam. Eun Bi berlari keluar sambil
menangis. Dia keluar dari sekolah terkutuk itu dan membuang name tagnya
di tanah. Selanjutnya, kita melihat Eun Bi dengan kaos hadiah dari
seseorang menceburkan diri ke dalam air. Sementara di mejanya terukir
pesan: “Selamat tinggal teman-teman!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar