Senin, 11 Mei 2015
Who are You - School 2015 Ep 4
Kisah Romance – Eun Byul tersentak menemukan foto Eun Bi bersama orang-orang dari Love House di buku catatan Eun Byul asli. Tidak percaya, dia mundur beberapa langkah ke belakang dan menjatuhkan balok-balok yang telah disusunnya menjadi desain tertentu. Kembali dia menemukan catatan milik Eun Byul asli.
Dalam catatan itu Eun Byul menanyakan apakah orang kembar bisa saling merasakan satu sama lain. Untuk itulah, dia acapkali mengirimkan paket untuk Eun Bi adalah Eun Byul mengatasnamakan Song Mi Kyung – nama Mama angkatnya.
Tidak hanya itu, di buku catatan itu, dia juga bercerita perasaan traumatisnya dikembalikan ke Love House, tiga hari setelah diadopsi. Namun itu berubah sejak dirinya bertemu Mama yang kemudian mengadopsinya. Di buku itu dijelaskan, Mama salah mengadopsi. Orang yang seharusnya diadopsi adalah Eun Bi, yang sempat ditemui Mama beberapa kali. Tapi, dia mengaku tidak bisa dan tidak ingin mengungkapkan faktanya.
Mama melihat HP Eun Byul di meja. Ketika mendekat, dia menemukan surat pengakuan Eun Byul bukanlah Eun Byul, melainkan Eun Bi yang berasal dari Love House. Dia mengatakan Mama telah salah mengidentifikasi dirinya karena wajah mereka berdua mirip. Di saat Mama membaca surat tersebut, Eun Bi telah berada di dalam bis yang akan membawanya ke Tongyeong. Mama pun menyusul.
Sesampainya di Tongyeong, Eun Bi tidak langsung ke Love House. Dia pergi ke rumah sakit, tempat dirinya sempat dirawat selama beberapa hari sebelum ditemukan Mama untuk menanyakan siapa orang yang membawanya pada petugas. Ketika petugas mengecek nama Lee Eun Bi, tak ada data apapun di sana.
Selanjutnya, Eun Bi menelpon polisi untuk menanyakan kecelakaan yang terjadi di jembatan. Polisi justru mengatakan bahwa pihak mereka menemukan jenazah yang telah diidentifikasi sebagai Eun Bi. Bingunglah Eun Bi. Untuk memastikannya, dia pergi ke rumah peletakkan abu jenazah seseorang. Di sana, dia melihat wadah abu bertuliskan namanya dan foto di sebelahnya tampak dirinya bersama Ra Jin dan dua anak panti lainnya.
Yi An jogging. Biasa bertemu Eun Byul, dia celingak-celinguk mencari keberadaan gebetannya. Tak ada. Eun Byul tak muncul di gang jalanan rumahnya, di jembatan, dan pinggir sungai.
Bibi memberitahu Direktur Gong kalau Gong Tae akan berulang tahun tidak lama lagi. Dengan nada suara dingin, Direktur Gong menyuruh Bibi mengatakan pada Gong Tae memilih hadiah ultah yang diinginkan. Ketika Bibi menanyakan soal makan malam bersama, Direktur Gong berencana mengecek jadwalnya dulu – apakah bisa diganggu atau tidak. Bibi pergi. Gong Tae lewat, sempat berhenti melihat Papanya. Tanpa menyapa, dia masuk ke kamar.
Sebelum kelas dimulai, Pak Guru Kim menanyakan keberadaan Eun Byul yang tak ada di tempat duduknya – apakah belum datang atau bagaimana? Song Joo menengok ke arah Yi An. Dengan bahasa isyaratnya, dia bertanya di mana Eun Byul berada? Yi An menggeleng, menyatakan ketidaktahuannya.
Mama sampai di Love House dan langsung menemui Ibu Panti, yang segera mengenali Mama sebagai Song Mi Kyung. Ibu Panti yakin Mama datang ke Love House untuk menemui Eun Bi. Ketika Mama bertanya bagaimana Ibu Panti tahu, Ibu Panti menjawab Mama kerap mengirimkan paket untuk Eun Bi. Dia masuk ke dalam dan keluar untuk menunjukkan paket pada Mama.
Ibu Panti menjelaskan paket itu peninggalan Eun Bi terakhir. Mama meminta penjelasan. Raut wajah Ibu Panti berubah duka. Matanya berkaca-kaca, dia mengatakan Eun Bi telah tiada akibat di-bully terlalu keras oleh teman-temannya. Mama kaget. Ibu Panti membukakan kotak paket untuk Mama, yang lantas mengambil surat-surat dan foto Eun Bi bersama teman-teman di Love House. Mama bertanya di mana Eun Bi sekarang?
Ibu Panti menyuruhnya pergi ke tempat penyimpanan wadah abu jenazah. Ketika Mama sampai, Eun Bi juga ada di sana. Dia melihat wadah abu jenazah bertuliskan nama Eun Bi. Dia sedikit limbung, sehingga Eun Bi harus memegang supaya tidak terjatuh. Dia memegang pipi Eun Bi, kemudian coba memastikan apakah Eun Bi adalah Eun Byul?
Mama menunjukkan syal yang sempat diberikan sebelum darmawisata yang juga ditemukan saat dirinya menemukan Eun Byul di rumah sakit supaya Eun Bi bisa mengingatnya. Eun Bi hanya meminta maaf, menduga kalau itu mungkin milik Eun Byul yang coba menyelamatkannya. Itu malah membuat Mama makin sedih.
Pak Guru Kim menegaskan pada tukang asuransi bahwa dirinya tak pernah mengalami kecelakaan mobil selama dua belas tahun. Gong Tae mendekat untuk menguping. Ketika selesai, Pak Guru Kim mengendus bau rokok di tubuh Gong Tae. Dia mau menggampar Gong Tae. Itu diurungkannya ketika dia mengingat Gong Tae adalah putra Direktur Gong.
Pak Guru Kim menjelaskan: “Motoku adalah memberi jarak aman dalam setiap waktu antara mobil di depan dan belakang, itu sama halnya guru dan murid.” Gong Tae ngeloyor pergi, tidak mengerti apa yang coba Pak Guru Kim bicarakan.
Min Joon membagikan buku catatan Matematika pada anak-anak. Dia menghampiri temannya dan menanyakan apa temannya itu berencana ikut ujian masuk kelompok belajar? Temannya balik bertanya siapa yang akan ikut? Min Joon menyebutkan temannya itu dan Shi Jin.
Detik berikutnya Shi Jin mencak-mencak di telpon karena diikutsertakan simulasi ujian tanpa pemberitahuannya. Dia mengingatkan Mamanya nilainya takkan berubah walaupun bergabung dengan kelompok belajarnya Min Joon. Lagipula, itu hanya basa-basi Mamanya Min Joon saja untuk bersikap ramah.
Melihat Shi Jin mencak-mencak, Pak Guru Kim menanyakan ada apa? Shi Jin mengungkapkan Mamanya bergaul dengan orang yang salah.
Bibi menonton gosip artis di televisi yang memberitakan seorang artis bernama Song Joo Hee akan menikah lagi dengan pengusaha berondong. Gong Tae muncul. Bibi buru-buru mematikan televisi. Kikuk, Bibi bertanya apa ada yang ingin Gong Tae makan besok? Gong Tae menggeleng dan pergi.
Di dalam kamarnya, Gong Tae melihat foto dirinya sewaktu kecil bersama Papa - Mama (Song Joo Hee). Dalam kilasan balik, kita melihat Gong Tae kecil ultah. Dia bersembunyi di bawah meja makan untuk memberi kejutan Papa - Mama.
Tidak lama Papa - Mama datang. Suasana tidak enak. Mama melemparkan surat cerai di atas meja, minta Papa menandatanganinya. Dia mengatakan pernikahan mereka tidak dilandasi cinta. Papa mengambil surat cerita itu dan merobek-robeknya. Dia mengatakan: “Kita bertemu, menikah, dan melahirkan Tae Kwang itu semua kesalahan kan?”
Lalu, keduanya adu mulut. Gong Tae kecil muncul sambil menggeram. Dia menarik taplak, menghamburkan semua piring dan makanan di atas meja. Papa - Mama kaget, tidak menyangka putra semata wayang mereka ada di sana, mendengar semuanya.
Gong Tae makan. Bibi memberikan sup rumput laut, tapi Gong Tae menolak memakannya dan mengucapkan terima kasih. Bibi lalu memberitahu Papa Gong meminta Gong Tae memilih hadiah apapun. Gong Tae kehilangan selera makan, karena Bibi mengoceh tentang Papa - Mama terus. Dia pergi.
Gong Tae berada dalam perjalanan ke sekolah. Di lampu merah, Gong Tae melihat dari spion dalam di belakang mobilnya ada Pak Guru Kim sedang mengendarai mobil juga. Begitu lampu hijau, Gong Tae meminta pak sopir berhenti dengan alasan ada cewek cakep lagi jalan. Karena berhenti mendadak, tak pelak Pak Guru Kim menabrak bemper belakang mobilnya Gong Tae.
Keluar dari mobil, Gong Tae pura-pura sakit. Dia mendekati Pak Guru Kim untuk menyalahkan tidak menjaga jarak aman, sebagaimana pernah disebutkannya. Dia mengelus bemper mobilnya dan mengutarakan isyarat apa yang seharusnya dilakukan? Pak Guru Kim mengatakan akan menggantinya melalui asuransi. Di saat bersamaan, dia ingat asuransinya berakhir tanggal 3 Mei kemarin, hahaha. Gong Tae ngeloyor masuk ke sekolah sambil cengar-cengir (Bocah itu >,< ... Aku suka gayanya!). Saat Gong Tae masuk, Direktur Gong lewat.
Mama mengantar Eun Bi ke Love House. Sebelum turun, Eun Bi mengucapkan terima kasih atas semua yang telah Mama lakukan padanya selama beberapa hari ini. Dia mengucapkan salam perpisahan. Begitu Eun Bi hendak masuk, Mama keluar dan menahan Eun Bi. Dia memohon Eun Bi tetap bersamanya, menggantikan “putrinya” yang telah tiada.
Pelatih mengingatkan tim renang SMA untuk melakukan yang terbaik dalam sesi latihan kali ini. Dia hanya akan memilih dua perenang terbaik saja yang akan dikirimkan ke pertandingan selanjutnya. Pelatih pergi. Seniornya Yi An kembali petantang-petenteng di depan Yi An, tapi Yi An tidak menanggapinya, justru meminta maaf takkan mengulangi perkelahian.
Eun Bi kembali ke rumah dan mulai menjalani kehidupannya sebagai Eun Byul. Dia memasak bubur untuk Mama yang terlihat sakit. Mama berjanji memakannya setelah mengantar Eun Bi sekolah, tapi Eun Bi menolak karena ingin naik bus saja. Mama tak memaksa Eun Bi.
Di kamar, Eun Bi merasakan kembali mengenakan seragam Eun Byul. Dia mematutkan diri di depan cermin sambil berkata: “Bisakah aku melakoni hidupku sebagai dirinya, Go Eun Byul? Aku percaya jiwamu selalu menemaniku. Aku akan melakukan yang terbaik, sehingga tak membuatmu malu.”
Ketika Eun Bi naik bis ke sekolah, Yi An ikutan naik dan duduk di belakang Eun Bi duduk. Dia mengirimi Eun Bi pesan, menanyakan alasannya tidak masuk dan apa Eun Byul benar-benar Eun Byul? Pesan itu membuat Eun Bi terdiam. Yi An mengagetkannya. Well, pada akhirnya mereka bercanda-canda dan tertawa satu sama lain.
Eun Bi meminjam buku catatan sejarah pada Shi Jin untuk disalin (kebiasaannya sama ya?). Song Joo melihat tulisan Eun Byul beda banget dibandingkan sebelum amnesia. Dia heran. Dari apa yang pernah ditontonnya, seseorang yang mengalami amnesia tidak kehilangan kemampuan dasar mereka. Dia coba mengkonfirmasinya pada Yi An: “Bila amnesia, apa kau akan kehilangan kemampuan berenangmu? Tidak kan ya?” Tapi, Yi An berpikir itu mungkin saja.
Karena dibicarakan dua temannya, Eun Bi grogi dan memutuskan memilih tetirah di UKS. Alasannya kepalanya pusing.
Di UKS Eun Bi bertemu dengan Gong Gae. Dia duduk di sebelah Gong Tae yang tengah sibuk melihat-lihat foto Mamanya di HP. Dia mengatakan apakah hal bagus jika dirinya dan Gong Tae yang tadinya tidak akrab kini mulai mengenal satu sama lain setelah dirinya amnesia.
Kemudian, Eun Bi berbisik: “Haruskah kuberitahu kau rahasia kecilku?” Gong Tae mendadak serius mendengar ucapan Eun Bi. “Jangan percaya apapun ucapanku. Aku betul-betul seorang pembohong. Salah satunya waktu aku bilang namaku Go Eun Byul.”
Gong Tae cuma melempar senyuman. Dia juga bilang punya rahasia mengenai Mamanya, dengan menunjukkan foto Mamanya di HP – sebagai perbandingan kemiripan dirinya dan Mamanya. “Mirip kan?” tanyanya sambil mengedip-ngedipkan mata. Eun Bi tersenyum melihat tingkah Gong Tae yang lucu.
Papa Gong memanggil Pak Guru Kim, memintanya tidak usah mengganti rugi kerusakan bemper mobil. Pak Guru Kim menolak. Dia mengatakan akan mengganti sebagaimana seharusnya. Dia tak mau membeda-bedakan Gong Tae dengan yang lain.
Eun Bi berpapasan dengan Pak Guru Kim di tangga. Mereka sama-sama menerima pesan dari orang yang sama: Soo In. Isi pesannya pun sama, yaitu: “Bisakah kau mengingat kenangan yang indah?”
Eun Bi kemudian bertanya pada Pak Guru Kim apa ada murid bernama Jung Soo In. Sayangnya, Pak Guru Kim tidak tahu, tidak hapal nama semua muridnya.
Di dalam kelas, anak-anak bergunjing soal artis Song Hee Yun yang mau menikah lagi. Mereka tidak tahu Hee Yun adalah Mamanya Gong Tae. Awalnya, Gong Tae terlihat tenang, tapi lama-lama panas juga kupingnya. Emosinya pun meledak. Dia menendang meja Ki Tae dan berkelahilah mereka berdua.
Eun Bi coba menenangkan Gong Tae malah terhempas. Yi An yang melihat kejadian itu langsung emosi dan berusaha melerai juga, tapi malah kena tinju mentah Ki Tae. Pak Guru Cho datang dan melerai keduanya.
Eun Bi pulang bersama dua sahabatnya: Song Joo dan Shi Jin. Song Joo bercerita Eun Byul sempat bertingkah sebelum hilang – tak mau bicara dengan mereka. Shi Jin mengaku melihat Eun Byul bertengkar dengan seorang pria. Keesokan harinya, dia mengaku sempat melihat luka di leher Eun Byul. Mendengar cerita Shi Jin, Eun Bi ingat ucapan Yi An yang juga sempat menanyakan luka lebam itu.
Untuk itu, Eun Bi mencari Yi An di gelanggang renang. Dia mengkonfirmasi apakah pemuda yang menemuinya malam itu adalah Yi An? Yi An mengelak, membuat Eun Bi makin bingung.
Gong Tae sibuk main video game di kamar. Papa Gong datang, mengatakan bahwa ada baiknya mereka tidak saling melihat satu sama lain, sebab tingkah Gong Tae mirip betul dengan Mamanya yang tak bisa mengekspresikan perasaan dengan baik. Dia akan memindahkan Gong Tae sekolah ke luar negeri.
Pernyataan Papa Gong itu justru membuat Gong Tae emosi. Dia merasa Mamanya benar saat bertengkar dengan Papanya dulu bahwa perpisahan itu terjadi lantaran sikap Papanya. Teriakan Gong Tae membuat Papa Gong emosi. Ditamparnya putra semata wayangnya itu. Gong Tae berlari ke tengah-tengah jalan raya, berteriak sekeras-kerasnya untuk mengeluarkan emosinya.
Di rumah, Yi An siap memberikan medali emasnya pada Eun Byul. Meski sempat ragu-ragu, akhirnya dia memantapkan diri. Dia mengirimkan pesan ke Eun Byul untuk mengajaknya pergi. Sayangnya, Eun Bi meninggalkan HP-nya di kamar, sementara dia sendiri berada di luar. Yi An mencium medalinya sambil terus berlari menemui Eun Bi.
Eun Bi baru saja pulang dari supermarket. Dia berpapasan dengan Gong Tae di jembatan. Gong Tae mendekatinya untuk menanyakan kondisi Eun Byul. Dia menyalahkan Eun Byul karena coba ikut campur dalam perkelahiannya tadi, padahal tidak perlu. Eun Bi mengatakan kalau itu hanya luka kecil, tidak jadi soal.
Gong Tae menggoda Eun Byul dengan pertanyaan: “Kau bohong! Sebenarnya kau kenapa-kenapa kan?” Eun Byul menyuruh Gong Tae bebas berpikir. Gong Tae mengatakan ingin sendirian. Sambil berjalan pergi, Eun Byul kesal berkata dengan ketus: “Silakan. Aku takkan mengganggu!” Gong Tae akhirnya memanggil Eun Byul kembali. Mereka pun bersenang-senang berdua, tertawa bersama.
Di kejauhan, Yi An kehilangan semangatnya melihat keakraban yang diperlihatkan Eun Byul dan Gong Tae. Dengan memegang medali, wajahnya tampak murung. Ohhh, come to Mama!
SMA Sekang kedatangan murid pindahan. Siapakah murid pindahan itu? Engingeng, murid itu bernama SO YOUNG si bedebah tukang bully. Dia masuk ke kelas Eun Bi. Ketika memperkenalkan diri di depan kelas, matanya menumbuk mata Eun Bi. Keduanya kaget. Ahhhhh...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar