Who are You : School 2015 ep 2

Sinopsis Who are You - School 2015 Episode 2

Kisah Romance – Bila episode sebelumnya dimulai dengan wawancara Eun Bi, episode ini dimulai dengan wawancara Mamanya Eun Byul: SONG MI KYUNG (Jeon Mi Seon). Dia mengaku tak tahan pulang ke rumah dalam keadaan kosong, setelah Eun Byul hilang sepuluh hari sebelumnya di Tongyeong. Dalam keputusasaan, dia berharap Eun Byul aman dan selamat, sehingga bisa kembali ke rumah sambil berpegangan tangan.

Eun Bi naik ke atas jembatan, sebelum akhirnya meloncat ke dalam sungai. Ketika dia berada di dalam air. Sebuah tangan menggapainya sebelum dia mencapai dasar. Tangan siapakah itu? Belum diketahui.

Ra Jin yang sedang membaca cerita dongeng yang biasa dibacakan Eun Bi menemukan sesuatu di dalam buku itu. Dia berteriak pada Ibu Panti untuk memberikan temuannya. Terdengar suara narasi: “Setiap hari, hal-hal ajaib terjadi pada Sara. Tidak lagi peduli dengan apa yang terjadi di masa depan, dia tahu seseorang di luar sana masih memikirkannya. Dia tidak lagi kesepian dan sedih hati.”

Mamanya Eun Byul masih belum menyerah mencari putri semata wayangnya. Dia menyebarkan brosur orang hilang, bak seorang sales menyebarkan brosur promosi. Beberapa orang menanggapi dengan baik brosur tersebut, sisanya tidak peduli. Bahkan, setelah dia memaksa orang untuk menanggapi dengan lebih baik. Dia kembali ke rumah dengan hati gamang. Menangis menjadi satu-satunya pilihan di tengah ketidakpastian ini, sambil memelas – bertanya-tanya dimanakah Eun Byul berada sekarang?

“Dimana kau Eun Byul? Aku cemas betul, huuu...” tutur Mamanya Eun Byul, terbata-bata, “Maafin aku, ini semua salahku! Kau akan kembali kan? Bisa gila aku... bisa mati aku... huuu...” Di tengah-tengah kegamangan hatinya, HP miliknya berbunyi memberikan kabar baik yang ditunggunya selama sepuluh hari terakhir.

Mamanya Eun Byul buru-buru datang ke rumah sakit untuk menemukan... yeah itu putrinya yang sedang berbaring di ranjang rawat. Tunggu sebentar: benarkah itu Eun Byul? Bukan. Dia adalah Eun Bi yang berhasil terselamatkan dari dalam sungai dan dibawa kesana entah oleh siapa. Dipeluk dan diciuminya Eun Byul oleh Mama seraya berucap syukur kepada Gusti Allah.

Basah akibat ciuman Mama, Eun Bi yang disangka Eun Byul itu terbangun – menatap Mama dengan tatapan aneh. Mama menegaskan, “Ini aku, Nak. Mamamu!” Eun Bi yang tak ingat dirinya pun mengernyitkan dahi. Benarkah wanita yang ada di depan matanya adalah Mamanya?

Mama tak peduli apa-apa lagi. Baginya hal paling penting adalah fakta bahwa Eun Byul selamat, tak kurang suatu apapun, selain pelipis kirinya lecet. Dia menegaskan bahwa semua akan baik-baik saja dan meminta Eun Byul tenang. Meski begitu, masih ada satu hal mengganjal dalam benak Mama, yaitu Eun Byul mengalami amnesia setelah mengalami stres akibat kecelakaan. Dokter mengimbuhi kapan amnesia Eun Byul akan sembuh – bisa sementara, bisa pula permanen!

Selanjutnya, kita melihat Mama meminta Eun Byul menunggu di ruang tunggu sendiri sementara dirinya memarkirkan mobil ke tempat lebih bagus. Tidak lama setelah Mama pergi, gadis wedus So Young datang – entah bagaimana bisa dia sampai ke rumah sakit. Tentu saja, dia langsung bersikap ofensif terhadap Eun Bi yang tidak mengenalinya. Dia menjambak rambut Eun Bi tepat disaat Mama kembali.

Sontak Mama langsung melepaskan tangan So Young dari rambut Eun Byul sambil menuding-nuding So Young telah berbuat kurang ajar. Tidak mengenal Mamanya Eun Byul, So Young malah bertanya: “Kenapa kau mengurusi urusanku? Siapa kau?!” Dengan tegas Mama menyatakan orang dijambaknya adalah putrinya.

Mama mengambil HP untuk menghubungi polisi, tapi So Young menahannya dan meminta maaf. So Young mengaku salah mengenali Eun Byul sebagai Eun Bi temannya. Eun Byul membuka jendela mobil dan menikmati udara yang bertabrakan dengan pipinya.

Di sisi lain, Yi An duduk sendirian dan memikirkan tentang malam itu, malam dimana dirinya bertemu dengan Eun Byul di Tongyeong. Itu adalah waktu dimana Shi Jin melihat Eun Byul bertengkar dengan seseorang dari kejauhan. Saat itu, Eun Byul meminta Yi An tidak membicarakan omong kosong atau sebaiknya mereka tidak perlu bertemu. Masih dengan senyum ceria, Yi An menyembunyikan tangannya untuk mengambil medali emas di saku belakang celananya. “Tebaklah, kenapa aku disini? Aku akan memberimu petunjuk. Ini janji yang sudah kubuat tujuh tahun silam atau lebih.”

Entah kenapa mood Eun Byul benar-benar buruk. Bukannya senang, dia malah menghardik Yi An, mengaku tidak ingat. Dia bahkan menyuruh Yi An meninggalkannya. Yi An memasukkan kembali medali emasnya ke dalam saku dan langsung menolak permintaan Eun Byul untuk pergi. Dia malah minta Eun Byul memukulnya bila memang benar-benar frustasi. “Arrgh... muak aku. Aku sudah lelah dengan semua ini,” sahut Eun Byul.

Di saat itu, Yi An menyadari luka di leher Eun Byul. Dia berniat memegangnya, tapi Eun Byul tidak mengizinkannya. Eun Byul justru mundur selangkah untuk menegaskan jarak di antara mereka berdua, kemudian berkata: “Dengarkan ini baik-baik Han Yi An. Aku sama sekali bukan Eun Byul kecil. Kita sudah dewasa sekarang. Banyak hal sudah berubah. Tak banyak hal yang bisa kau lakukan untukku!”

Kesadaran Yi An kembali ketika seniornya mengambil headphone yang digunakannya secara paksa dan membuangnya. Seniornya ini mencak-mencak karena Yi An yang baru memenangkan medali emas mulai kurang ajar tidak menyapanya lagi. Merasa diabaikan tiga senior Yi An mencemoohnya telah “lari” dari pertandingan 100 meter.

Yi An mengatakan memiliki alasan tidak bertanding. Tiga seniornya itu menuntut penjelasan, tapi Yi An diam dan hanya melotot menatap tiga seniornya. Itu membuat mereka kesal dan mengajak berkelahi. Mereka pun berkelahi, Yi An berhasil menumbangkan satu seniornya sesaat sebelum pelatih datang melerai mereka. Pelatih menyuruh mereka datang ke kolam dalam waktu 30 detik.

Tiga senior Yi An langsung pergi. Sementara Yi An diam di tempat. Alhasil, pelatih harus memukul pantat Yi An dengan keras sebagai hukuman. Sekeras itukah gambaran atlet disana?

Selanjutnya, kita melihat karakter baru, yaitu GONG TAE KWANG (Yook Sungjae BtoB). Entah apa yang berada dalam benaknya, pemuda itu bergelantungan di gedung rumah sakit, seolah-olah sedang wall-climbing. Perawat mengingatkan Gong Tae bahwa apa yang dilakukannya sangatlah berbahaya. Gong Tae pura-pura terperosot dan mengingatkan perawat bahwa dirinya akan jatuh jika ditahan-tahan. Perawat minta maaf dan mempersilakan Gong Tae wall-climbing di gedung rumah sakit.

Gong Tae turun dan melihat Eun Byul di salah satu kamar rawat. Dia menyapanya: “Hai, Go Eun Byul, ini pertemuan yang menyenangkan.” Disapa ramah begitu, Eun Byul hanya melongo – mungkin kaget dengan tindakan Tae Kwang. Hal itu membuat Gong Tae berpikir kalau Eun Byul cewek kasar. Yang maunya disapa tapi tidak mau menjawab sapaan itu.

Belum selesai bicara Gong Tae terpeleset turun. Eun Byul turun dari ranjangnya setelah melepaskan earphone-nya. Dia melongok keluar jendela dan menemukan Gong Tae berhasil mendarat dengan selamat sampai di bawah.

Song Joo tidak percaya Gong Tae mempertaruhkan hidup hanya demi makan burger. Gong Tae membenarkan. Song Joo menyorongkan semua burger pada Gong Tae. Dia memakai kacamata hitam karena orang-orang menatap ke arah mereka berdua dengan tatapan aneh. Tidak tahan tinggal lebih lama dengan Gong Tae, Song Joo memutuskan pergi.

Gong Tae memberitahu Song Joo kalau Eun Byul dirawat di rumah sakit. Song Joo memukul kepala Gong Tae sampai burger dimulutnya keluar lagi, setelah itu berlari keluar. Gong Tae memungut kembali burger yang jatuh ke meja dan membersihkannya, hiaks.

Song Joo berdiri di luar menunggu Yi An yang pasti akan datang setelah diberitahu Eun Byul di Seoul. Ketika datang, Yi An langsung lari ke dalam tanpa menggubris Song Joo yang melambai-lambaikan tangan.

Di dalam, Yi An melihat Eun Byul habis membeli minuman. Eun Byul yang mau langsung pergi bertabrakan dengan seorang wanita, sehingga dompetnya terjatuh. Ketika dia ingin mengambilnya, tangan Yi An lebih dulu sampai dan mengambilkannya untuk Eun Byul. Tanpa berkata apapun selain ucapan terima kasih, Eun Byul melewati Yi An. Kaget dong Yi An.

Yi An mengejar Eun Byul yang sudah masuk lift. Dia membuka kembali pintu lift dan berdiri bengong di depan pintu sampai Eun Byul menegurnya apa Yi An mau masuk? Yi An masuk ke dalam lift dan coba mendekati Eun Byul. Hal itu justru membuat Eun Byul ketakutan. Dia langsung pergi begitu pintu lift terbuka. Yi An mengikutinya.

Yi An memanggil Eun Byul yang sedang menjauhinya. Eun Byul berhenti dan menengok pada Yi An yang mendekatinya. Yi An teringat kata-kata Eun Byul pada malam itu yang minta tidak mendekatinya lagi. Dia menepis kata-kata itu, menarik Eun Byul ke dalam pelukannya sambil berkata, “Kau benar, kita sudah dewasa dan banyak hal berubah. Terus kenapa? Hal terpenting adalah kau telah kembali Eun Byul.”

Kata-kata penuh semangat Yi An terbang saat Eun Byul bertanya: “Kamu siapa?” Yi An menganggap Eun Byul sedang bercanda padanya. Dia memiting leher Eun Byul sebagai bentuk rasa akrab mereka. Song Joo datang. Mereka pun bicara.

Baik Song Joo maupun Yi An kaget mendengar pengakuan Eun Byul amnesia. Eun Byul mengatakan, “Aku bahkan tak ingat siapa namaku. Tapi, terima kasih telah datang. Kita harus benar-benar dekat.” Song Joo dan Yi An memilih pergi. Yi An beralasan mau latihan renang, sedangkan Song Joo berbohong harus pergi karena ada janji. Keduanya pun pergi.

Sebelum benar-benar pergi, Yi An kembali untuk mengatakan bahwa dirinya akan kembali. Dia mengimbuhi jika ingatan Eun Byul sudah pulih akan bertanya apakah mereka dekat atau tidak?

Mama dan Eun Byul pulang ke rumah. Mama menunjukkan letak kamar Eun Byul. Di dalam kamar Eun Byul takjub dengan semua benda yang ada di sana. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, benarkah dirinya yang telah membuatnya? Saat dia menemukan catatan rahasia Eun Byul – itu catatan yang ada foto Eun Bi bersama anak-anak dan pengurus Love House –, Mama memanggil untuk mengajaknya makan malam.

Selanjutnya, untuk memulihkan ingatan, Mama menunjukkan foto-foto lama dari masa kecil Eun Byul. Dari semua foto yang diperlihatkan Mama, Eun Byul tidak melihat satupun foto dirinya ketika bayi. Dia menanyakan hal itu. Mama mengatakan Eun Byul diadopsi olehnya dan suami saat berusia lima tahun, dan mengimbuhi kalau ingatan Eun Byul kembali pasti akan ingat karena memang sudah tahu.

Mama memeluk Eun Byul dan memintanya berbahagia. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Mama meminta Eun Byul ke kamarnya untuk pergi tidur. Eun Byul pun pergi ke kamarnya, tidak lama dia kembali dan menyatakan mau bobok sama Mama. Aish, manis betul ini. Tentu saja itu membuat Mama heran, karena sebelumnya Eun Byul takkan mau bobok bersamanya.

Tiga preman kelas berhenti melihat Gong Tae turun dari mobil. Ki Tae bertanya-tanya kenapa Gong Tae masuk sekolah, padahal sebelumnya dirawat di rumah sakit? Dia minta dua teman untuk merok*k dulu sebelum masuk, membuat dua temannya berpikir Ki Tae menghindari Gong Tae. Ki Tae mengaku malas berurusan dengan Gong Tae. Mereka pun pergi.

Eun Byul memandangi sekolah dengan tatapan penuh ketakutan. Dia berbalik dan terhadang oleh Gong Tae yang mau masuk ke sekolah. Mereka kikuk. Gong Tae akhirnya menghela napas dan bertanya apa yang Eun Byul lakukan? Eun Byul membungkuk memberi hormat lalu pergi. Gong Tae bertanya-tanya apa sikap Eun Byul tadi untuk menyambutnya?

Gong Tae menengok dan menemukan Eun Byul sudah dirangkul Song Joo. Begitu dia ingin merangkul Gong Tae juga, Gong Tae menghindar dan pergi melompat pagar. Song Joo dan Shi Jin bertanya apa Eun Byul sudah melihat semua foto teman dan nama-namanya yang dikirimkannya? Eun Byul mengiyakan, bahkan sudah mengingat sebagian besar. Shi Jin mengungkapkan kesenangannya saat Eun Byul kembali sekolah.

Mereka bertiga sampai di sekolah. Semua murid menyapanya, kecuali Young Eun yang seperti melihat hantu. Sementara Song Joo menjelaskan di depan kelas kalau Eun Byul mengalami amnesia, Eun Byul melihat dua meja kosong dan memilih satu. Teman-teman cowok Eun Byul tertarik dengan fakta bahwa Eun Byul amnesia. Young Eun juga. Song Joo meminta teman-teman sekelas untuk membantu Eun Byul kalau nanti ada yang perlu dibantu.

Salah seorang teman Eun Byul nyeletuk kalau Eun Byul tidak pura-pura amnesia kan? Teman-teman lainnya memarahi teman yang nyeletuk hal itu. Salah seorang teman lainnya memastikan Eun Byul tidak pura-pura dengan mengatakan Eun Byul salah tempat duduk. Dia menunjukkan tempat duduk yang tepat bagi Eun Byul.

Gong Tae muncul dari jendela. Kemunculannya, membuat Ki Tae mengeluh. Gong Tae melempar tas ke mejanya, tapi malah tersangkut ke leher Ki Tae. Itu cukup membuat Ki Tae berang. Dia menghampiri Gong Tae di luar. Di tengah-tengah keributan itu, Min Joon sang Presiden Kelas memberitahu Eun Byul bahwa Pak Guru Kim (KIM JOON SEOK - Lee Pil Mo) memintanya datang ke kantor. Min Joon akan menemaninya.

Di luar kelas, mereka berdua berhenti, saat melihat Ki Tae hendak menghajar Gong Tae. Anehnya, Gong Tae tidak melawan. Dia justru menawarkan Ki Tae untuk memukul bagian rahangnya. Di luar dugaan, Ki Tae justru melepasnya. Gong Tae meledek Ki Tae, “Kau menyerah?” Ki Tae pergi dengan dua temannya dan minta Gong Tae tidak memprovokasinya.

Di kantor Pak Guru Kim memberikan hadiah kepada Bu Guru Ahn. Segera Bu Guru Ahn salah maksud dan menuding Pak Guru Kim memiliki niatan macam-macam. Dia mengembalikan hadiah itu dan pergi meninggalkan Pak Guru Kim yang bengong mendengar penjelasannya.

Pak Guru Kim hanya ingin mengungkapkan kekhawatirannya pada Eun Byul setelah terjadi insiden Tongyeong. Dia mengatakan itu bagus kalau Eun Byul melupakan kenangan buruk. “Hah, kenangan buruk?” tanya Eun Byul. Pak Guru Kim menegaskan maksudnya karyawisata sekolah kemarin, yang membuat Eun Byul melewati masa sulit. Dia juga meminta Min Joon untuk membantu Eun Byul sementara waktu. Min Joon setuju.

Seperginya Eun Byul - Min Joon, seorang pria tua (mungkin Wakepsek / Kepsek) mendekati Pak Guru Kim, memintanya untuk mengontrol kelas tiga lebih baik lagi sehingga tak ada masalah lagi, terlebih Gong Tae sudah masuk. Pak Guru Kim mengiya-iyakan saja.

Eun Byul kembali ke kelas bersama Min Joon. Dia mendengar anak-anak lainnya berkasak-kusuk di belakangnya. Itu membuat ingatannya samar-samar kembali saat dirinya dijauhi akibat ulah So Young cs menuangkan kecap belut. Dia menarik napas. Min Joon berbalik dan bertanya apa Eun Byul baik-baik saja? Eun Byul mengiyakan.

Para ibu wali murid berkumpul. Karena Mamanya Eun Byul tidak ada, mereka lebih leluasa menggunjingkannya, terutama soal Eun Byul yang baru ditemukan dalam keadaan amnesia. Mamanya Shi Jin (di episode sebelumnya diajak gabung Mamanya Eun Byul) mengimbuhi dengan kalimat jahat: “Jujur saja, itu sedikit mengkhawatirkan. Tidak bisa mengingat nama sendiri bagaimana bisa belajar?”

Mamanya Eun Byul datang. Belum keluar mobil, dia melihat kumpulan emak-emak itu sudah bubar. Mamanya Shi Jin dia itu menyeret Mamanya Min Joon untuk memberi hadiah tas dari Paris. Tapi dia meminta jika Eun Byul keluar dari kelas les Pak Guru Kim supaya Shi Jin bisa masuk. Mamanya Dae Ji mengatakan hal itu baru bisa diputuskan setelah nilai ujian mid-semester keluar, tapi tak banyak yang bisa dilakukan karena keputusan diputuskan oleh nilai akademis siswa sendiri. Mamanya Shi Jin cengar-cengir sambil menegaskan bahwa dirinya tidak memberikan hadiah untuk tujuan itu semata, tapi juga ingin berhubungan baik. Cih.

Tiba-tiba Mamanya Eun Byul datang. Mamanya Min Joon menyembunyikan tas hadiah pemberian Mamanya Shi Jin. Tanpa tedeng aling-aling, Mamanya Eun Byul memberitahu keduanya bahwa dirinya mendengar percakapan mereka berdua. Dia tegas mengatakan, “Jika keputusannya seperti itu, biar nilai yang bicara.”

Pak Guru Kim membagikan nilai. Shi Jin cemberut melihat nilainya. Eun Byul senang karena dia nomor satu. Itu berarti Eun Byul tidak terdepak dari kelas les Pak Guru Kim. Saat itu, Pak Guru Kim menyayangkan amnesia yang diderita Eun Byul tidak berada di waktu yang tepat, tapi dia meminta Eun Byul tetap belajar supaya nilainya tetap di puncak.

Setelah membagikan semua nilai, Pak Guru Kim berpesan supaya anak-anak muridnya tidak clubbing karena sudah ada aturan yang melaran anak-anak dibawah umur clubbing. Dia meminta mereka semua fokus pada akademis yang lebih memiliki manfaat jangka panjang.

Hae Na mengeluh pada Ki Tae kalau semakin guru mengatakan tidak boleh ini-itu, semakin dirinya justru ingin melakukan hal yang lebih buruk lagi. Ki Tae memuji kecantikan Hae Na. Mereka punya ide. Itulah kenapa mereka menghentikan Song Joo, Eun Byul, dan Shi Jin untuk clubbing. Song Joo, Shi Jin, Hae Na sepakat. Eun Byul bingung arah pembicaraan teman-temannya.

Shi Jin mendengar HP-nya berdering. Tahu itu dari Mamanya, dia bunuh HP itu dan bergabung dengan Song Joo dan Eun Byul. Song Joo menepuk jidat dan mengatakan kalau dia ketinggalan dompet di kelas. Mereka berbalik. Young Eun muncul. Song Joo tersenyum dan mengatakan kalau dompetnya sudah datang. Sepertinya Young Eun macam Eun Bi yang suka dibully dan dimanfaatkan.

Yi An menunggu Eun Byul keluar. Gong Tae yang keluar melihatnya dan bertanya, “Kau Han Yi An?” Yi An mengiyakan. Gong Tae senang bertemu dengan Yi An, seorang peraih emas di turnamen renang nasional. Dia mengajak selfie bersama. Tapi dia kemudian menyadari berada dalam kelas sama saat Yi An mengatakan dirinya berada di kelas tiga tahun kedua.

Seorang pria berpakaian necis mendekati Yi An. Yi An membungkuk hormat. Pria yang dipanggil Yi An dengan sebutan direktur itu mengajak Yi An makan malam. Yi An mengiyakan, nanti pelatihnya yang akan menghubunginya. Pria itu hendak pergi. Gong Tae menahannya dan minta ikut diajak makan malam juga. “Namaku Gong Tae Kwang. Aku di kelas sama dengan orang ini, Direktur Gong Jae Ho.” Kuduga dia memiliki hubungan spesial dengan Yi An – dari namanya. Tapi Direktur Gong Jae menolaknya.

Yi An membuatkan makan malam untuk Papanya. Dia memanggilnya begitu selesai dan menyebutkan makanan itu spesial dibuatkan untuk Papa yang selalu makan ramen dan soj*. Keluarga kecil nan bahagia (?).

Di sisi lain Gong Tae mengambil makanan yang disediakan Bibi Rumah Tangga. Dia mengambil majalah yang ada artikel berjudul: “Tak apa-apa kalau mereka tak belajar dengan baik. Aku ingin sekolahku dipenuhi dengan murid-murid yang bahagia.” Sontak Gong Tae terpingkal-pingkal. Dia menilai artikel itu lucu. Bibi Rumah Tangga memberikan isyarat melalui matanya kalau Papanya Gong Tae ada di sini.

Gong Tae menoleh dan kita menemukan Direktur Gong Jae disana. Dia mencemooh humor yang dimiliki Papanya. “Kau sudah minum obat?” tanya Papa Gong Jae. Itu membuat Gong Jae melontarkan pertanyaan, “Benarkah kau mengatakan seorang anak bermasalah harus dirangkul?” Tentu saja dia tak percaya Papanya mengatakan itu, sebab dia yakin betul Papanya akan memikirkan rumah sakit jiwa sebagai pilihan pertama untuk mengatasi anak bermasalah.

Di tempat karaoke, anak-anak jejingkrakan sambil bernyanyi-nyanyi. Mereka berbahagia bisa bersenang-senang. Sementara itu, di luar Young Eun coba menggesek kartu kreditnya untuk membayar semua tagihan. Sayangnya kartu kreditnya diblokir. Young Eun menghubungi Mamanya, protes menanyakan alasan kenapa kartu kreditnya diblokir? Takut teman-teman menghakiminya. Tapi Mama tetap pada keputusannya.

Anak-anak pun berakhir di kantor polisi, setelah pemilik tempat karaoke melaporkan kelakuan mereka. Seorang detektif gaek menerima laporan mereka. Pak Guru Kim datang dan menyapa detektif yang ternyata Papanya Min Joon. Dia bertanya apa anak-anak minum? Papanya Min Joon mengiyakan dan menambahkan mereka juga mengancam pemilik tempat karaoke menjual alkoh*l untuk anak di bawah umur.

Pak Guru Kim mengajak pemilik tempat karaoke bicara. Di luar, dia minta laporan segera dicabut. Walau enggan, pemilik karaoke mau juga dengan syarat semua tagihan dibayarkan. Pak Guru Kim berjanji akan membayarnya. Begitu diperlihatkan bonnya sebesar 1,2 juta Won, Pak Guru Kim bertanya apa bisa pelunasannya dicicil selama 12 bulan? Wkwkwk, emang panci?

Pada akhirnya anak-anak keluar dari kantor polisi. Di depan kantor polisi, Pak Guru Kim mengingatkan akan hukuman yang masih menanti mereka. Untuk sekarang, dia mengizinkan mereka semua pulang. Seperginya anak-anak, Pak Guruk Kim resah telah kehilangan uang 1,2 juta Won. Wkwkwk.

Eun Byul jalan bareng dengan Young Eun karena mereka searah pulangnya. Dia mengajak Young Eun makan bareng di kantin sekolah besok. Young Eun tak menyangka Eun Byul mau makan bersamanya. Di halte, dia bertanya apa Eun Byul benar-benar lupa atau pura-pura tidak tahu? Bus datang. Young Eun masuk dan mengingatkan supaya mereka jalan sendiri-sendiri. Seperginya Young Eun, Eun Byul dikirimi pesan Mamanya, menanyakan mau dijemput atau tidak? Eun Byul tersenyum dan membalas akan tiba dalam waktu sepuluh menit.

Mamanya Eun Byul sedang menunggu kepulangan Eun Byul ketika mendengar Mamanya Young Eun mencak-mencak pada seseorang telah kehilangan barang. Mama mendekati Mamanya Young Eun menanyakan apa yang terjadi? Mamanya Young Eun menjawab bahwa dirinya telah kehilangan beberapa perhiasan dan menduga pembantu yang telah melakukannya. Young Eun pulang dan segera masuk ke rumah bersama Mamanya. Tidak lama kemudian Eun Byul muncul. Mama segera menyambutnya.

Jam 5 esok harinya, Eun Byul terbangun. Dia pun bersepeda pagi dan berpapasan Yi An sedang jogging. Dia bercerita entah kenapa dirinya bisa bangun pagi tiap jam 5, padahal tidak mengatur alarm. Dia berpikir dirinya benar-benar rajin. Yi An tidak setuju. Dia memberitahu kalau Eun Byul yang dikenalnya pasti akan tidur ngebo dan pergi ke sekolah bahkan tanpa mandi. Hii.

Eun Byul berpikir itu mungkin efek dari kecelakaan. Dia kemudian mengeluh tidak bisa mengerjakan sebagian besar isi dari buku lembar kerjanya. Yi An meledek kalau Eun Byul berada dalam masalah besar, terlebih wajah dan bentuk tubuh Eun Byul jelek dengan sikap jutek juga. Tapi dia mengingatkan bahwa satu-satunya kelebihan Eun Byul adalah kepintarannya.

Mereka meneruskan obrolan sambil jalan. Eun Byul mengatakan kalau Pak Guru Kim melihat dirinya tidak baik-baik saja kala karyawisata. Yi An bertanya kenapa Eun Byul menghilang? Eun Byul menebak Yi An pasti tidak tahu, karena tidak ikut karyawisata dan berada di pertandingan renang kan? Namun Yi An menyebutkan dirinya datang malam harinya untuk menemui seseorang. Eun Byul bertanya siapa? Yi An kabur naik sepeda Eun Byul, tak mau memberitahunya.

Di kelas, Eun Byul dan Song Joo sibuk mengkombinasikan angka untuk membuka kunci loker milik Eun Byul. Semua usaha itu sia-sia. Eun Byul dan Song Joo bertanya-tanya apa yang ada di dalam loker itu sehingga dikunci segala? Eun Byul berpikir itu surat cinta? Song Joo menyuruhnya turun ke bumi! Dia berpikir kalau di dalam pasti ada makanan enak yang tak mau dibagi pada dirinya dan sudah busuk. Eun Byul mual mendengarnya. Dia berpikir akan mencobanya lagi nanti.

Eun Byul kemudian menanyakan soal Young Eun pada Song Joo. Apa masalahnya sampai tidak datang ke sekolah. Song Joo bertanya, “Kenapa kau mau tahu?”

Rupanya Young Eun berada di ruang konsultasi. Dia menemui Papanya Min Joon yang seorang detektif itu. Papanya Min Joon menanyai Young Eun mengenai perhiasan Mamanya yang dilaporkan dicuri. Young Eun menjawab tidak tahu. Papanya Min Joon memperlihatkan rekaman CCTV yang merekam seseorang yang menjual perhiasan ke toko perhiasan. Begitu diperlihatkan tampak Young Eun sedang menjual emas Mamanya. Dia ditanyai mengenai sisa perhiasan yang masih ada.

Seorang guru dan Young Eun masuk ke kelas. Pak guru itu langsung menyuruh Eun Byul membuka lokernya. Eun Byul menjawab masih belum tahu kodenya. Pak Guru menyuruh Min Joon mengambil palu. Semua orang kaget.

Gong Tae berdiri, sambil membawa kursi mendekati lokernya Eun Byul dan menghancurkan gemboknya dengan kursi tersebut dalam satu hentakan. Tutup loker Eun Byul terbuka. Begitu melongok ke dalam dan mengambil benda di dalamnya, dia menemukan kotak perhiasan Mamanya Young Eun.

Anak-anak berpikir, Eun Byul-lah yang telah mencuri perhiasan milik Mamanya Young Eun. Tanpa menunggu komando, Yi An menarik tangan Eun Byul keluar kelas dan pergi. Dia tetap menarik tangan Eun Byul tak peduli panggilan Pak Guru.